welcome to My Blog

Thks a lot..atas kunjungan anda, semoga situs ini dapat bermanfaat bagi anda dengan memberikan berbagai informasi yang kiranya dapat membantu.

Disusun oleh Kelompok 1 :

Wahyu Khazali (08330001)Citra Marina (08330002),Ali Sasole (08330003),Wasilah Lilians (08330004),Mei Yuniar (08330005),Rizqi Amalia (08330007),Firman Suhardiyanto (08330008),Amy Hapsari (08330009)


Minggu, 13 Desember 2009

METODE KUADRAT DAN METODE GARIS

I.PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada
Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta lingkungan yang mudah di ukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus di mulai dari suatu titik padang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokkan dari suatu tumbuhan yang hidup di suatu hidup tertentu yang mungkin di karakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya
maupun oleh kombinasi dan struktur serta fungsi sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum.
1.2TUJUAN
Dapat menggunakan variable kerimbunan, kerapatan dan frekuensi dengan cara yang berbeda dengan metode kuadrat dan metode garis

II.DASAR TEORI
Menurut Waiver dan Demeats (1980) bahwa metode kuadran adalah metode analisa vegetasi yang menggunakan daerah persegi panjang sebagai sampel uniknya. Ukuran yang digunakan yaitu untuk semak dan pohon digunakan kuadran diameter anti meter.
Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area kuadran. Pada beberapa keadaan, kesulitan dalam menentukan batasan individu tumbuhan, kerapatan dapat ditentukan dengan cara pengelompokan berdasarkan criteria tertentu (kelas kerapatan).
Kerimbunan, ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Apabila dalam penentuan kerapatandijabarkan dalam bentuk kerapatan, maka untuk kerimbunannya pun lebih baik dipergunakan kelas kerimbunan.
Frekuensi, ditentukan berdasarkan kerapatan dari jenis tumbuhandijumpai dalam sejumlah area cuplikan (n), dibandingkan dengan seluruh atau seluruh cuplikan yang dibuat (N), biasanya dalam %.
Nilai penting harga ini didapatka berdasarkan penjumlahan dari relative dari sejumlah variable yang telah diukur (kerapatan relative, kerimbunan relative dan frekuensi relative). Harga relative ini dapat dicari dengan perbandingan antar harga suatu variable yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variable untuk seluruh jenis yang didapat, dikalikan 100%. Dalam table, jenis-jenis tumbuhan disususn berdasarkan harga nilai penting ini yang biasanya dari harga tumbuhan yang besar harga nilai pentingnya dapat dipergunakan untuk menentukan penanaan bentuk vegetasi tadi (Rahardjantu, 2001)
III.PROSEDUR KERJA
III.1Alat dan Bahan
Tali raffia - Pasak ukuran 50cm 12 buah
Meteran
Alat Tulis
III.2Cara Kerja
Metode Garis
Membuat garis sepanjang 10 m sebanyak 5 garis
Membagi masing-masing garis sebanyak 5 segmen dengan ukuran segmen 2 meter.
Mencatat dan menghitung semua jenis tumbuhan yang tersentuh dan berada di bawah garis
Menentukan persentase kanopi masing-masing jenis tumbuhan
Menghitung harga relatif dari tiap segmen
Menentukan nilai penting denganmenggunanan angka perhitungan relatif.
Menyusun jenis-jenis tumbuhan berdasarkan nilai penting yang terkecil.
Memberi nama bentuk vegetasi berdasarkan 2 jenis tumbuhan dengan harga nilai penting terbesar

IV. DATA PENGAMATAN
Tabel.I pengamatan metode Kuadrat
No
Spesies
Plot 1
Plot 2
Plot 3
Plot 4
Plot5
Total

Cov

Cov

Cov

Cov

Cov

Cov
1
Cemara
2
24
8
20
2
20
5
13
3
30
20
107















Tabel. 2 Metode garis (Ke 1, 2, 3. . .)
No
Spesies
Plot 1
Plot 2
Plot 3
Plot 4
Plot5
Total

Cov

Cov

Cov

Cov

Cov

Cov
1
Pohon
1
3
3
12
2
3
2
4
3
10
11
32


PERHITUNGAN


VI. PEMBAHASAN
Menurut Walver dan Demeats (1980) bahwa metode kuadrat adalah metode analisa vegetasi yang menggunakan daerah persegi panjang sebagai sampel uniknya.
Kerapatan ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area cuplikan (kuadrat). Pada beberapa keadaan, kesulitan dalam menentukan batasan individu tumbuhan, kerapatan dapat ditentukan dengan cara pengelompokkan berdasarkan criteria tertentu (kelas kerapatan).
Metode garis merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa garis. Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada kompleksitas hutan tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis yang digunakan akan semakin pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis yang digunakan sekitar 50 m-100 m. sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis yang digunakan cukup 5 m-10 m. Apabila metode ini digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka garis yang digunakan cukup 1 m (Syafei, 1990).
Pada metode garis ini, system analisis melalui variable-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati oleh garis. Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat (Syafei, 1990). Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan suatu spesies yang ditemukan pada setiap garis yang disebar (Rohman, 2001).
Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Apabila dalam penentuan kerapatan dijabarkan dalam banyak kelas kerapatan, maka untuk kerimbunannya lebih baik digunakan kelas kerimbunan.
Frekuensi ditentukan berdasarkan kerapatan dari jenis tumbuhan dijumpai dalam sejumlah area cuplikan (n) dibandingkan dengan seluruh atau total area cuplikan yang dibuat (N) biasanya dalam % (Rahardjanto, 2001).
Metode garis digunakan untuk menganalisis vegetasi panjang sampel/ percontoh berupa garis, untuk vegetasi hutan dapat lebih dari 50 meter, semak belukar sepanjang minimal satu meter. Sistem analisis berdasarkan pada variable kerapatan, kerimbunan dan frekuensi. Hal ini menurut Curtis catlon (1964) bahwa untuk setiap plot yang disebarkan dilakukan perlindungan terhadap variable-variabel frekuensi. Frekuensi ditentukan berdasarkan kerapatan dan spesies yang di temukan dari sejumlah kuadrat yang dibuat. Nilai penting harga ini didasarkan pada penjumlahan dari harga relative dan kerapatan, kerimbunan dan frekuensi.
Hal ini sesuai pernyataan Rahardjanto (2001), bahwa kerapatan didasarkan pada perhitungan jarak antara individdu-individu sejenis yang melewati garis. Kerimbunan berdasarkan pada panjang garis yang tertutup oleh individu tumbuhan atau bila dinyatakan dalam % dapat dilakukan berdasarkan perbandingan panjang penutupan garis yang melewati individu tumbuhan terhadap panjang garis yang dibuat.
Frekuensi pada dasarnya agak sulit menentukan apabila garis yang dibuat merupakan garis tunggal. Apabila garis itu dibagi dalam beberapa sektor-sektor garis. Bila garisnya majemuk maka perhitungan tidak berbeda seperti pada metode kuadrat. Sedangkan nilai penting prinsipnya sama dengan metode kuadrat.

VII. KESIMPULAN
Pada metode kuadrat tumbuhan dengan NP tertinggi adalah tumbuhan
Vegetasi dari metode kuadrat adalah vegetasi tumbuhan
Pada metode garis tumbuhan dengan nilai NP tertinggi adalah tumbuhan
Vegetasi dari metode garis adalah vegetasi tumbuhan
Pola penyebaran vegetasi adalah merata

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Laboratorium Biologi. UMM. Malang
Rohman, Fatchur dan I Wayan Sumberartha. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang: JICA.
Rahardjanto, 2001. Ekologi Tumbuhan UMM Press. Malang
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung. ITB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TiNggal`n SaRan DukzzZZ...!!!! tKszz Yow